Natalie

Minggu, 11 Maret 2012

Penyebab Obesitas pada Anak Indonesia

Masalah kegemukan atau obesitas merupakan suatu masalah yang cukup merisaukan di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Dengan melihat fenomena yang terjadi sekarang, maka berlebihan jika menyebut obesitas sebuah epidemik yang perlu diwaspadai semua orang.


Indonesia sebagai negara berkembang kini dihadapkan pada persoalan beban ganda (double burden), dimana satu sisi masalah anak kurang nutrisi masih banyak terjadi, namun di sisi lain jumlah anak dengan obesitas juga kian meningkat.

Masalah kegemukan bisa terjadi pada siapa saja. Menurut Dr. dr. Damayanti Rusli Sjarif SpA (K) selaku spesialis anak konsultan nutrisi dan penyakit metabolik Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), obesitas dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk faktor genetik dan lingkungan.

1. Genetik

Kegemukan bisa diturunkan dari generasi sebelumnya pada generasi berikutnya dalam sebuah keluarga. Tak jarang kita sering melihat orangtua yang gemuk cenderung memiliki anak-anak yang gemuk pula.

"Anak-anak yang menderita obesitas biasanya memiliki orangtua yang menderita obesitas pula. Jika salah satu orangtua menderita obesitas, maka anak memiliki risiko 40 persen menderita obesitas. Sementara jika kedua orangtuanya menderita obesitas, maka resikonya meningkat menjadi 70 persen," papar Dr. Damayanti dalam acara 'Nutritalk Sari Husada', Jumat (9/3).

Dr. Damayanti menambahkan bahwa anak-anak yang menderita obesitas rentan mengalami masalah psikososial. Sekitar 27,7 persen anak obesitas memiliki masalah emosional dan perilaku.

2. Faktor Lingkungan

Jika genetik hanya memegang 10 persen dari penyebab masalah obesitas secara global, maka faktor lingkungan justru memegang peranan yang cukup berarti, bahkan hingga 90 persen. Lingkungan di sini termasuk gaya hidup, pola makan, sikap, pengetahuan serta peningkatan pendapatan.

Sebuah penelitian terhadap tiga sekolah umum di Jakarta pada tahun 2002 menemukan sekitar 64 persen anak-anak sekolah memiliki lebih dari 120 persen lemak dan karbohidrat dalam tubuhnya. Hal ini disebabkan faktor lingkungan yang bisa memicu obesitas.

"Di sekolah, kebanyakan kantin menjual pizza, burger dan makanan lain, dimana mengandung hingga 50 persen lemak. Di rumah, karena orangtuanya sibuk malah jadi kebiasaan memesan melalui delivery service," papar Dr. Damayanti.

Tak hanya itu, tingkat perekonomian keluarga yang berkecukupan juga menjadi faktor penyebabnya. "Tiap akhir pekan atau libur sekolah mainnya ke mall dan makan di restoran siap saji. Terlebih lagi banyaknya promo di restoran, seperti paket hemat yang berhadiah makanan, justru membuat anak tergiur dan membuat berat badan anak naik," tambahnya.

Dr. Damayanti juga menyayangkan sikap orangtua yang overprotektif sehingga menjuruskan anak pada penurunan aktifitas fisik, seperti ke sekolah dengan diantar jemput naik kendaraan, padahal bisa jalan kaki atau naik sepeda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar